Mencintai Al Qur’an, Memaknai Kehidupan.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Tema yang akan saya sharing untuk kali ini ialah mengenai kecintaan dalam memahami dan mempelajari Al Qur’an. Rasa cinta dan hasrat untuk membaca Al Qur’an sebaiknya tidak muncul dengan cara dipaksakan (walaupun masih lebih baik dari tidak sama sekali), karena akan membuatnya menjadi tidak konsisten. Selalu ada moment awal dalam setiap kejadian, termasuk kejadian dimana tiba-tiba muncul hasrat di diri saya untuk ingin menghatamkan Al Qur’an dan mempelajari isi kandungannya secara antusias dan continue. Momentumnya yaitu ketika kakak ipar saya membeli paket buku sejarah Nabi Muhammad SAW beserta para khalifah-khalifah, yang dibuat berseri pada masing-masing tokoh tersebut. Bukunya cukup tebal, namun saya dibuatnya tertarik untuk ikut membaca sejarah Rasulullah Muhammad SAW, dengan alasan rasa ingin tahu terhadap asal-usul Rasulullah, pimpinan umat muslim dimana saya adalah termasuk di dalamnya yang menjadi umatnya. Saya merasa harus mencari alasan untuk menguatkan iman saya, pada siapa saya berpanutan, dan bagaimana kehidupan Rasulullah selama beliau masih hidup, seorang manusia pilihan Sang Pencipta yang begitu mulia. Bagaimana kita bisa bilang menauladani Rasulullah kalau kita sesunguhnya tidak tau apa yang hendak kita tauladani. Maka kemudian saya membaca buku yang tebal tersebut sampai tamat.

Mungkin Allah memang mengkondisikan demikian, membuat saya membaca buku tebal relijius, perihal sejarah Rasulullah, yang kemudian dapat memunculkan rasa MALU pada diri saya. Kenapa buku sejarah Rasul yang begitu tebal, yang dapat dikatakan sebagai buku penunjang keimanan, dibaca sampai tuntas?! Belum lagi berbagai novel tebal dan buku-buku pelajaran yang sebelumnya telah dibaca dan dipelajari. Sebaliknya, firman dari Sang Maha Pencipta yang dikitabkan dalam sebuah Al Qur’an, yang kemurniannya dijamin terjaga oleh-Nya, luput dari perhatian saya. Di usia 25 tahun ini, saya belum pernah sekalipun hatam. Walaupun sempat sekali hatam membaca tafsirnya saja, itu pun secara skimming dan tidak terlampau mendalam. Sebenernya alasan kenapa saya belum pernah hatam Al Qur’an itu sedikit konyol namun umum terjadi, yaitu lupa sampai mana bacaan terakhir yang saya baca. Maklum Al Qu’an di rumah cuma satu, tapi dibaca bergantian. Si A baca sampai ayat sekian, kemudian diberi tanda. Saat si B baca, pembatas halaman yang dijadikan tanda bacaan si A diubah untuk dijadikan tanda bacaan terakhir bagi si B. Hal tersebut kerap terjadi dan sering berulang.

Kemudian sejak rasa malu itu muncul, maka saya bulatkan tekad untuk harus menghatamkan Al Qur’an. Saya memutuskan membeli Al Qur’an untuk saya pribadi, hingga kejadian hilangnya tanda sampai dimana bacaan terakhir saya tak terulang kembali. Alhamdulillah, sejauh ini berjalan mulus dan konsisten.

Sekarang yang menjadikan motivasi saya kenapa mau membaca Al Qu’an dan mempelajari isi yang terkandung di dalamnya ialah: Pertama, motivasi awal tentunya rasa ingin tahu dan tanggung jawab sebagai konsekuensi atas keimanan saya. Sebagai muslim, saya merasa perlu tau hakikat menjadi seorang muslim, yaitu dengan mempelajari ajarannya dari sumbernya, yang tidak lain salah satunya adalah Al Qur’an (selain Al Hadits). Kedua, disadari atau tidak, saya merasakan lama-kelamaan membaca Al Qur’an itu membuat candu. Walaupun tidak faham artinya, tapi saya merasa nikmat dalam mendendangkan lantunan ayat suci Al Qur’an (meskipun tidak merdu). Ketiga, membaca dan memahami tafsir Al Qur’an membuat hati kian tenteram, dan dapat menjadi petunjuk dalam permasalahan hidup. Tidak jarang ketika saya ada sedikit masalah, kemudian saya membaca tafsir Al Qur’an, dan kebetulan apa yang saya baca cocok dengan problem saya saat itu dan dapat dijadikan petunjuk, sehingga membuat saya jadi lebih tenang dan sabar. Dan yang keempat, mempelajari Al Qur’an yang isinya sebagian besar cerita tentang kisah-kisah zaman nabi terdahulu, begitu menarik untuk disimak dan dicermati sebagai pelajaran hidup. Di dalamnya banyak nasihat, peringatan, petunjuk, dan tuntunan hidup. Senantiasa dapat dijadikan pegangan dan pedoman agar kita tidak terombang-ambing di dalam kehidupan di dunia.

Kemurnian Al Qur’an

Mengapa saya begitu yakin akan kebenaran Al Qur’an, tentunya kembali kepada masing-masing iman seseorang. Saya sepenuh hati tidak menyangsikan isi Al Qur’an karena hal tersebut dijamin oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Di dalam firmannya pun Allah menantang siapa yang dapat membuat satu surat saja semisal Al Qur’an, jika kamu orang yang benar lagi meragukannya, niscaya mereka tidak akan dapat. Kemudian seringkali pula kepada mereka-mereka yang ingkar dan tidak mengimani ajaran Al Qur’an, Allah menantangnya, baginya yang salah akan mendapatkan azab yang pedih. Mari kita sama-sama menunggu akan azab tersebut, kepada siapa dia diberikan. Sungguh di akhirat kelak, ketika azab sudah berada di hadapan mereka, mereka baru mengetahui dan yakin, tapi sayang hal tersebut sudah terlambat. Sungguh saya tidak ingin menjadi orang yang rugi karena terlambat menyadari.

Berikut di bawah ini beberapa firman Allah di dalam Al Qur’an terkait kemurniannya yang akan saya kutip:

Qs. 3 ayat 3

Allah menurunkan Al Qur’an kepadamu dengan sebenarnya. Membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya (yang asli dan murni),

Qs. 3 ayat 4

Dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum Al Qur’an menjadi petunjuk bagi manusia. Sesunguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi Mempunyai Balasan.

Qs. 15 ayat 9

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan Kami benar-benar memeliharanya.

Qs. 2 ayat 23

Jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada Muhammad, buatlah satu surat saja semisal Al Qur’an itu. Dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang yang benar.

Qs. 2 ayat 24

Maka jika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka.

Qs. 17 ayat 89

Sesunguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur’an tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan mengikarinya…

Qs. 21 ayat 10

Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Apa kamu tidak memahaminya?

Allah pun dalam firmannya kembali menegaskan bahwa Al Qur’an benar-benar wahyu Allah. Sebagaimana yang tertuang dalam Qs. Al Haaqqah ayat 38 – 52, yang berbunyi sebagai berikut:

Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya Al Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesunguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya). Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat). Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar kebenaran yang diyakini. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar.

Demikian sederet firman Allah perihal Al Qur’an yang saya kutip beberapa dari dalamnya. Semoga kita semua senantiasa berpedoman dan berpegang teguh pada Al Qur’an, dan tentunya mengamalkan atas segala perintah-Nya, sekaligus dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Berbagai literatur ilmiah kita pelajari dari berbagai sumber bacaan, namun jangan sampai pedoman hidup luput kita fahami. Semoga senantiasa kita mencintai Al Qur’an, dan berhasrat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan di dunia secara istiqomah. Amin ya Rabbal Alamin…

Wassalamualaikum…

Leave a comment